![]() |
Jangan Lukai Gereja Tuhan! (Refleksi dari dan bagi Imam: Sang Pelayan Ekaristi) |
Ketika tahbisan ada janji ketaatan dari imam baru untuk taat dan setia menjaga dan mengajar dengan benar Tradisi Suci dan Magisterium Gereja. Namun setelah tahbisan sepertinya janji itu hanya menjadi penghias ritus tahbisan Suci belaka.
Setiap tahun janji tahbisan itu diperbaharui dihadapan Bapak Uskup dan semua umat beriman dalam misa Krisma dan melalui sakramen tobat namun semua itu sepertinya hanya menjadi rutinitas belaka sebagai seorang imam. Sejatinya janji dan sakramen tobat yang dirayakan adalah jalan spiritualitas bagi seorang imam untuk merayakan misteri Kristus sebagai pujian bagi Allah dan pengudusan umat tanpa merusak liturgi itu sendiri.
Imam adalah pelayan Ekaristi dalam nama Kristus. Sebagai seorang pelayan, ia tidak memiliki kewenangan termasuk kuasa untuk menambah dan mengurangi rubrik-rubrik Perayaan Ekaristi. Sebagai seorang pelayan, ia hanya melaksanakan dengan taat dan setia. Dalam ketaatan dan kesetiaan seorang imam ketika merayakan Ekaristi, menjadikan Perayaan Ekaristi menjadi Agung dan Kudus bukan karena nyanyian dengan musik dan koor yang meriah diiringi tarian, bukan pula karena kotbah yang menggelegar disertai dengan iringan nyanyian ataupun dengan tepukan tangan serta dekorasi yang mewah.
Keagungan dan kesakralan Perayaan Ekaristi lahir dari ketaatan dan kesetiaan imam merayakan Ekaristi sesuai dengan rubrik dan tata gerak yang sudah tersedia didalam Tata Perayaan Ekaristi. Demikian pula lahir dari ketaatan dan kesetiaan umat yang terlibat aktif dalam Perayaan Ekaristi baik itu melalui jawaban maupun tata gerak yang khusus untuk umat.
“Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang.” (Mat 24:46).
Ketaatan dan kesetiaan didalam merayakan Ekaristi itulah menjadi alasan seorang pelayan Ekaristi disapa imam. Sebagai seorang pelayan Ekarsiti hanya tiga tugas penting sang imam: Mempersiapkan, Menjaga dan Melaksanakan Ekaristi agar tidak jatuh pada profanisasi yang justru melukai Gereja. Mempersiapkan diri adalah gambaran seorang Nabi yang selalu mempersiapkan diri dan siap sedia untuk taat dan setia mewartakan.
Menjaga adalah jalan menguduskan umat melalui Ekaristi yang dilayani oleh seorang imam dalam ketaatan dan kesetiaan. Menjaga adalah wajah ketaatan dan kesetiaan seorang imam pada pedoman Roman Missal. Melalui ketaatan dan kesetiaan imam berwajah pelayan (hamba) pengudusan melalui dan didalam Ekaristi sungguh dirasakan sebagai sumber dan puncak hidup beriman.
Melaksanakan adalah gambaran raja berwajah hamba yang menjadi contoh dari ketaatan dan kesetiaan ketika melayani Ekaristi. Seorang imam sungguh-sungguh raja berwajah hamba dalam Ekaristi ketika ia menjadi Role Model dalam perayaan Ekaristi. Role Model dalam ketaatan dan bukan kesewenang-wenangan.
Imam bukanlah tuan atau yang empunya Ekaristi. Imam hanyalah pelayan (hamba) Ekaristi yang tidak memiliki kewenangan untuk merusak perayaan Ekaristi dengan mengadakan mengadakan perubahan, entah dengan menghilangkan bagian-bagian tertentu, entah dengan menyisip penambahan yang bebas. Jika sebagai seorang pelayan, namun justru tidak ada ketaatan dan kesetiaan maka sejatinya imam itu sendiri mengurani dan merusak makna dan jabatan suci yang diembannya sebagai seorang pelayan Ekaristi, pelayan yang diurapi.
St. Ambrosius mengatakan dan memperingatkan imam dengan sangat bijak:
"Bukannya dalam dirinya sendiri melainkan dalam diri kitalah Gereja dilukai. Maka mari kita jaga supaya jangan Gereja dilukai karena kegagalan kita". Maka janganlah Gereja Allah dilukai oleh Imam-Imam yang dengan cara agung telah membaktikan diri kepada pelayanan. Malah sebaliknya, semoga, dipimpin oleh Uskup, mereka dengan tak lelah berusaha menghindarkan orang lain juga dari kesimpang-siuran itu. (Redemptionis Sacramentum-RS.31).
Semoga kita, kami para imam tidak melupakan janji imamat kami yang taat pada Uskup at Propinsial dan pengganti mereka serta taat dan setia menjaga dan mengajarkan Magisterium Gereja secara benar.
Manila: 17 Januari, 2023
Tuan Kopong msf
0 Komentar