News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Berlayar ke Kedalaman 'Kurikulum Merdeka'

Berlayar ke Kedalaman 'Kurikulum Merdeka'
Berlayar ke Kedalaman 'Kurikulum Merdeka'


Oleh: Sil Joni*


Kurikulum adalah pedoman dan penuntun bagi komunitas pendidikan dalam mendesain dan mengimplementasikan proses pembelajaran yang berkualitas. Dengan itu, para guru tidak bergerak ke arah yang salah atau berjalan pada jalur yang bengkok dalam mengelola aktivitas pembelajaran formal di sekolah. 

Baca: Terpanggil untuk Menulis 'Kisah Kecil'

Ketika guru 'berlangkah ke rute yang sesat', maka idealisme untuk meningkatkan mutu output pendidikan, tentu sangat jauh panggang dari api. Oleh sebab itu, para guru mesti punya pengetahuan dan kecakapan yang mumpuni dalam menjabarkan substansi sebuah kurikulum yang berlaku secara resmi pada tingkat satuan penddikan tertentu.

Pemerintah, melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) sedang memperkenalkan dan mensosialisasikan penerapan Kurikulum Merdeka untuk sekolah-sekolah tertentu, khususnya sekolah berpredikat sebagai 'Sekolah Penggerak dan Pusat Keunggulan'. SMK Stella Maris adalah salah satu sekolah di Manggarai Barat (Mabar) yang masuk dalam dua kategori itu. 

Sebetulnya, sejak tahun 2021, SMK Stella Maris sudah mulai menerapkan Kurikulum Merdeka dalam proses pembelajaran, terutama aktivitas pembelajaran di kelas X. Namun, penjabaran itu, masih dalam bentuk kurikulum 'prototype' yang tentu saja belum terlalu optimal dalam praksisnya.

Mengacu pada hasil evaluasi itu, maka pada tahun pelajaran 2022/2023 ini, SMK Stella Maris mengadakan In House Training (IHT) Implementasi Kurikulum Merdeka pada SMK Pusat Keunggualan (PK) Lanjutan yang berlansung 12 hari (25 Agustus-8 Sepetember 2022). Hari ini, Kamis (8/9/2022) kegiatan IHT itu 'ditutup' secara resmi oleh kordinator Pengawas SMA/SMK se-Kabupaten Mabar, pak Paul Hansko.

IHT adalah sarana bantu agar para guru bisa 'melihat dengan jernih' arah pelaksanaan Kurikulum Merdeka di sekolah. Untuk itu, sudah sepatutnya kita mengucapkan selamat dan profisiat kepada para staf pengajar SMK Stella Maris yang 'sudah melek kurikulum'. Tugas selanjutnya adalah berlayar dengan serius menuju ke kedalaman Kurikulum Merdeka (KM) melalui aneka aktivitas yang menjadi keunggulan dari KM ini.

Baca: Perihal 'Makan Gaji Buta'

Kepala SMK Stella Maris, Rm. Kornelis Hardin, Pr dalam sambutannya pada 'closing ceremony' hari ini, menegaskan bahwa setelah mengikuti IHT, mind-set, gugus pikir sudah berubah terhadap KM. Pelbagai kebingungan dan kebuntuan yang terjadi pada episode sebelumnya, relatif terjawab dalam IHT ini. 

Lebih jauh, Rm. Kornelis mengingatkan bahwa 'arah pelaksanan KM itu sudah jelas'. Karena itu, para guru didorong untuk 'masuk lebih dalam lagi' agar suasana merdeka belajar dan merdeka mengajar bisa tercapai.  Pengetahuan yang diperoleh selama IHT menjadi bekal yang berarti untuk 'berlatih dan tak pernah berhenti belajar. Latihan dengan penuh dedikasi mesti bermuara pada upaya meningkatkan mutu kompetensi siswa. 

Bagaimana pun juga, KM ini sangat berorientasi pada pemenuhan kebutuhan belajar siswa dan berpijak pada konteks yang nyata. Pembelajaran yang tekstual sudah tidak relevan lagi. Sangat diharapkan agar desain pembelajaran saat ini mesti bersifat kontekstual dan berbasis pada keunikan peserta didik.

Sementara itu, pengawas pembina SMK Stella Maris, pak Dorotheus Jamin, dalam sambutannya coba menyegarkan ingatan para guru terkait 5 hal esensial dari IHT implementasi KM itu. Pertama, dalam IHT ini para guru terlibat aktif dalam pengembangan KM. Guru diberi kebebasan yang luas untuk merancang dan mengembangkan perangkat ajar yang bermuara pada cita-cita peningkatan kompetensi siswa.

Kedua, diharapkan agar guru bisa mengintegrasikan substansi KM itu ke dalam bentuk Capain Pembelajaran (CP). Tidak ada lagi teori yang rumit untuk menghubungkan materi ajar dengan CP. Guru mesti kreatif menjabarkan CP ke dalam bentuk materi esensial yang dijangkarkan pada kenyataan kontekstual dan berbasis kebutuhan peserta didik.

Ketiga, implementasi metode pembelajaran yang melibatkan Dunia Usaha dan Industri (DUDI). Pak Dorotheus mengharapkan agar ke depannya kelas industri (teaching industry) dibuat secara teratur. 

Keempat, hal yang tidak kalah pentingnya adalah pengembangan perangkat ajar yang tidak hanya sesuai dengan kenyataan di lapangan, tetapi juga berdasarkan analisis kebutuhan dan level kemampuan peserta didik. 

Kelima, untuk itu, satu elemen yang tidak boleh diabaikan oleh guru adalah melakukan asesmen pembelajaran secara reguler untuk mengetahui  level pencapaian kompetensi siswa baik dalam hal sikap, pengetahuan, maupun keterampilan. Asemen yang dilakukan itu mesti membantu siswa dalam meningkatkan soft and hard skill mereka.

Senada dengan pak Doretheus, Kordinator Pengawas SMA/SMK se-Kabupaten Mabar, pak Paul Hansko juga menekankan beberapa unsur esensial dalam KM; antara lain: budaya positif di sekolah, kegiatan intrakurikuler, Project Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dan disiplin. Khusus untuk kegiatan intrakurikuler, pak Paul mengingatkan para guru untuk secara cerdas memhami CP, Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), modul ajar, dan pembuatan asesmen.

Baca: Dampak Penggunaan Biochar Setelah Lima Tahun Pada Entisol dan Pemupukan NPK Terhadap Hasil Bawang Merah

IHT sudah digelar. Ada banyak ilmu dan keterampilan praktis perihal bagaimana menjabarkan KM di tingkat satuan pendidikan. Sudah saatnya ilmu dan keterampilan itu diterapkan secara kreatif, produktif, dan konsisten dalam setiap aktivitas pembelajaran di sekolah. Kerja-kerja pedagogi yang kreatif itu tidak ditentukan oleh seberapa banyak 'materi baru' yang kita ikuti selama pelatihan, tetapi seberapa efektif dan kreatif kita mengaplikasikan ilmu itu untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran yang bermuara pada peningkatan mutu lembaga dan generasi muda kita.

Jadi, semua itu kita lakukan, semata-mata demi masa depan peserta didik yang lebih baik. Dengan demikian, kita boleh dengan bangga berguman: Stella Maris semakin laris manis dan wajahnya semakin elok di hari esok. Selamat berlayar ke tempat yang dalam. Jadikan KM sebagai 'bintang penuntun' dalam membawa peserta didik ke pantai idaman mereka, menjadi pribadi yang berkarakter, berilmu, berdaya saing, berwawasan global, solider, berpikir kreatif, inovatif. Singkatnya, pribadi berprofil pelajar Pancasila.


*Penulis adalah Staf pengajar SMK Stella Maris Labuan Bajo.

0 Komentar